inshopko.com - 01-05-2023
digitalsmartnews.com, Jakarta - Zionisme adalah gerakan politik dan sosial yang muncul pada akhir abad ke-19 dan berjuang untuk kemerdekaan dan pembentukan negara Yahudi di Tanah Israel. Gerakan ini memiliki akar sejarah yang dalam dan berasal dari berbagai faktor, termasuk perburuan nafsu untuk kemerdekaan nasional, nasib buruk Yahudi di Eropa, dan faktor-faktor agama. Untuk memahami bagaimana gerakan ini muncul, kita perlu menjelajahi sejarah dan perkembangan zionisme.
Konteks Historis Awal: Pada awal abad ke-19, Yahudi di Eropa dan wilayah lainnya menghadapi diskriminasi dan penganiayaan yang parah. Mereka sering kali menjadi korban progrom, atau serangan massa terhadap komunitas Yahudi di Eropa Timur. Ini menciptakan semangat kebutuhan akan tempat perlindungan dan kemerdekaan nasional bagi komunitas Yahudi.
Theodor Herzl: Zionisme modern secara resmi dimulai dengan pemikiran Theodor Herzl, seorang jurnalis Austria-Hongaria keturunan Yahudi, yang menerbitkan pamflet berjudul "The Jewish State" pada tahun 1896. Herzl memandang emansipasi Yahudi dan penyelesaian masalah mereka hanya mungkin melalui pembentukan negara Yahudi di Tanah Israel, yang ia sebut "Negara Yahudi."
Kongres Pertama Zionis: Pada tahun 1897, Herzl mengadakan Kongres Pertama Zionis di Basel, Swiss. Di sana, dia dan para pemimpin zionis lainnya membentuk Organisasi Zionis Dunia (World Zionist Organization) yang bertujuan untuk mengoordinasikan usaha pembentukan negara Yahudi di Tanah Israel.
Perjuangan untuk Tanah Israel: Pada awal abad ke-20, pemukiman Yahudi di Palestina mulai meningkat. Pemerintah Ottoman yang memerintah wilayah ini memberikan izin kepada pemukim Yahudi, yang secara bertahap membangun infrastruktur dan komunitas mereka di wilayah tersebut. Pada saat yang sama, perlawanan Arab terhadap kedatangan pendatang Yahudi juga semakin meningkat.
Pembentukan Negara Israel: Pasca-Perang Dunia II, berkat perubahan geopolitik dan tekanan dari komunitas Yahudi di seluruh dunia, termasuk Holocaust, pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi Rencana Pembagian Palestina, yang mengakui pembentukan dua negara, satu Yahudi dan satu Arab, di Palestina. Israel secara resmi didirikan pada tanggal 14 Mei 1948, dan David Ben-Gurion menjadi pemimpin pertama negara ini.
Konflik Berkelanjutan: Pembentukan Israel memicu konflik berkepanjangan antara Israel dan negara-negara Arab di sekitarnya. Konflik ini melibatkan perang-perang besar, konflik bersenjata, dan perundingan yang kompleks. Status politik dan wilayah di Israel dan Palestina tetap menjadi sumber konflik hingga hari ini.
Zionisme adalah gerakan penting dalam sejarah Yahudi dan perkembangan negara Israel. Bagi sebagian besar komunitas Yahudi di seluruh dunia, berdirinya Israel dianggap sebagai pemenuhan janji sejarah dan aspirasi panjang yang mempertahankan hak kemerdekaan nasional mereka. Sebaliknya, bagi banyak orang Arab di wilayah tersebut, berdirinya Israel adalah awal dari konflik dan perjuangan yang belum selesai hingga hari ini. Sejarah zionisme adalah cerminan dari kerumitan dan tantangan dalam mengatasi konflik etnis dan nasional yang telah berlangsung selama berabad-abad di Timur Tengah.